Selasa, 19 November 2013

Pengertian Aspect ratio

Aspect ratio adalah ratio antara lebar dan berat dari sebuah film image. Angka menunjukkan luas terlebih dahulu, dan porsi berat dari aspect ratio selalu ditulis dengan angka 1. Sebuah aspect ratio motion picture sering muncul pada bagian belakang dari DVD atau Video box. Sebagai contoh 1.85:1. Artinya bahwa ukuran dari original theatrical presentation dari film tersebut adalah 1.85kali luasnya.
Sejak awal tahun 1950an, hampir setiap motion picture memiliki aspect ration 1.33:1. Ratio ini diketahui oleh Academy of Motion Picture Arts dan menjadi dikenal sebagai Academy Standard. Ketika televise standard telah berkembang pada tahun 1941, National Television Standards Committee, atau NTSC, memutuskan bahwa 1.33.1 menjadi aspect ratio untuk set televise dan bradcasting di Amerika Serikat. Aspect ratio ini juga sering ditulis sebagai 4×3 dan aspect ratio dari seluruh set televise non-widescreen. Secara teknis, aspect ratio Academy Standard adalah 1.37:1, tetapi masih diartikan sebagai 1.33:1.
 
 
 
 
  Sebuah karya Audio visual dalam format apapun, selalu direncanakan dari berbagai macam aspek agar segala apa yang diciptakan dapat menggiring penonton atau pemirsa ke arah penghayatan terhadap rangkaian gambar-gambar dalam dinamisasi frame, dimana pada akhirnya nanti pemirsa melalui proses imajinasi alam pikiranya itu dapat merasakan arti ketegangan, kegembiraan, ketakutan, kesedihan, keharuan, dibalik alur cerita yang ditontonnya. Dari banyakanya aspek perencanaan dalam merancang karya audio visual itu, salah satu kunci utama daya tarik dalam karya audio visual entah itu format film, sinetron, video clip, konser musik atau format apapun juga namanya, adalah dari aspek pengambilan gambar meskipun tanpa menyepelehkan aspek ceritanya. Ada sebuah istilah yang sering kita dengar dan mungkin para pembaca sudah pernah mendengarnya, yaitu dengan kata “Sebuah Gambar lebih banyak bercerita dari pada Seribu Bahasa”. Pernyataan ini lebih menegaskan pada aspek visualisasinya bahwa sebuah gambar lebih banyak menceritakan atau mengilustrasikan suatu peristiwa dari pada harus menceritakan dengan seribu kata-kata ataupun kalimat. Deri penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan,bahwa gambarlah yang akan menggiring persepsi pemirsa terhadap tersajinya suatu realita imajinasi dalam alur cerita film ataupun suguhan program acara dari salah satu stasiun televisi. Di dunia television broadcasting, aspek pengambilan gambar dalam karya audio visual sering disebut dengan istlah Teknik Kamera Elektronik atau dengan menyingkatnya kata yang lebih sederhana yaitu memakai sebutan Teknik Kamera. Dalam membahas Teknik Kamera Elektronik terdapat 4 komponen yang terkait diantaranya Camera Angle, Type of  Shot, Type of Character dan Moving Camera. Untuk memaksimalkan penjelasan lebih detil, kali ini akan dibahas hanya Type of Shot saja. Dan penjelasan secara lengkap akan diuraikan sebagai berikut :
A. Pengertiannya
Type of Shot dalam pengertian karya audio visual berati bentuk penciptaan frame berdasarkan ukuran yang menceritakan suasana atau suatu peristiwa dalam alur cerita. Pernyataan ini menegaskan, bahwa kamera yang dipakai dalam membidik obyek atau dengan istlah lebih populer “Obyek dalam View Camera” itu, menghasilkan bentuk frame atau ukuran frame dari suatu peristiwa yang ingin divisualisasikan kepada pemirsa. Pemakaian Type of Shot ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rekman peristiwa dengan berbagai macam karakter gambar terhadap pemeranan tokoh. Setiap hasil bidikan dalam bentuk frame atau ukuran frame selalu mempunyai mempunyai kandungan makna dan nilai tertentu dari jenis Type of Shot yang dipakainya. Secara lengkap tentang jenis-jenis Type of Shot tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
B. Jenis Type of Shot
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci tentang teknik Type of Shot diantaranya :
1. Extrame Close Up (ECU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dari suatu obyek, sehingga keberadaan obyek terlehat jelas karakternya. Teknik ini akan mevisualisasikan sebagian dari keseluruhan obyek yangdibidik, misalnya matanya, kupingnya ataupun mulutnya saja juga bisa diterapkan terhadap benda lain yang tidak bernyawa seperti pisau, pistol batu dan lain sebagainya.
* Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.
* Dalam implementasinya teknik Type of Shot selalu dipadukan secara bersamaan dengan Camera Angle dalam setiap pengambilan gambar sehingga dalam menyusun scriptnya nanti akan seperti ini (Extrame Close-Up ON Low Angle). Pengertian ini menjelaskan bahwa obyek yang dibidik Framenya berbentuk “Extrame Close-Up” dan “posisi kamera berada di Bawah obyek”
* Teknik ini akan mencerminkan gambar yang lebih dramatik ketika digabungkan juga dengan teknik Moving Camera, seperti film-film produksi Amerika yang serba dinamis dalam mengikuti alur ceritanya, sehingga penonton dibuat puas untuk melihatnya.




Jumat, 06 September 2013

Hatiku patah.......
lalu saiia lari ke apotek untuk menyatukan hati saiia yang patah........

BERCINTA
Menurut saiia, cinta itu hanya biza membuat sakit.....
untuk apa kita pacaran, tiada guna hanya mnyisakan rasa sakit saja......

CARILAH CINTA SEJATIMU